Melalui Kritiklah Kita Bisa Besar

Sebuah perusahaan bisa besar bukan “mak bedundug” besar. Ada tahapan yang dilalui. Berliku dan tajam. Penuh onak berduri. Produk yang dihasilkan tentu mengalami proses ‘tambal sulam’ sebelum menjadi produk ternama dan diminati banyak. Maka dari itu biasanya perusahaan itu memelihara sekelompok kecil penikmat tetap dan setianya. Meminta masukan, saran dan kritik walau pedas dan menyakitkan tetapi perusahaan tersebut sadar bahwa itu untuk kebesaran dirinya.

Perlahan tapi pasti perusahaan itu menjadi kelas menengah dan akhirnya menjadi perusahaan bonafid dan ternama dari aspek kualitas dan pelayanan terhadap penikmat setianya. Perusahaan itu bisa besar karena ia tidak defensif terhadap masukan, saran dan kritikan konstruktif yang masuk padanya. Karena ia sadar bersikap permisif terhadap masukan, saran dan kritikan penikmat setianya adalah jalan menuju kebesaran. Terkadang banyak kita temui perusahaan stagnan dan terkesan jalan di tempat karena tidak hanya bersifat defensif jauh melebihi itu, mereka justru ofensif dan tanpa mereka sadari penikmat sekarang diberikan banyak pilihan untuk produk yang sama.

Bahasa cinta tak selalu harus dimaknai dari satu sudut pandang, karena seringkali yang membesarkan kita adalah yang disebut dengan ‘negatif’. Bahasa cinta tak harus selalu indah, bagi yang memahami lihatlah makna tersirat dibalik yang tersurat. Jika mampu dilakukan maka ke depan bisalah menatap masa depan perusahaan kita ke arah lebih baik. We are the way we are.

‪#‎CatatanJumat‬

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *